BADAI BELUM TENTU ANGIN
Sebelumnya tidak pernah sekalipun aku semarah
ini padanya, tapi kali ini betul-betul tidak bisa menahannya. Gemuruh angin di
luar tak mampu mendinginkan kepalaku.
“Sayang, aku minta maaf, pleasee ....” Arga memohon sambil
mengatupkan kedua tangannya.
“Gak bisa Ga, ini sudah terlalu parah.”
“Tapi Al, kita tidak bisa mundur lagi kan?”
“Arga dengar ya, kalau ada toko yang menjual maaf aku akan
beli semuanya dan aku berikan ke kamu tanpa sisa sedikit pun.”
Arga diam, dia tahu betul bagaimana aku bila sudah mengambil
keputusan. Sebelum bertunangan dan akan menikah minggu depan, kami adalah teman
satu tim di kantor. Sifat satu sama lain sudah saling tahu, begitu juga dengan
playboy-nya
Arga memang dianugerahi wajah tampan dan badan atletis, banyak
perempuan mengejarnya. Tapi itu bukan berarti dia bebas filrting dengan
perempuan apalagi kami sudah bertunangan. Celakanya si Lely marketing baru ini
ikut menggodanya.
“Aku sudah memberitahukan pada undangan bahwa pernikahan
kita minggu depan batal” kataku sambil menyodorkan email pemberitahuan.
“Al, kamu gila! Persiapan kita sudah 100%.”
“Lebih gila lagi kalau aku melanjutkan ini semua. Menikahlah
dengan Lely, janin dalam perutnya lebih membutuhkanmu.”
Aku tak peduli dengan teriakannya, gemuruh dalam hatiku
membuatku tak ingin mendengar suaranya lagi. Aku memang sudah memilihmu tapi mempertahankan itu bukan hanya tugasku.
Oke aku paham mbak tasya hehe :))
BalasHapus