BAGAS
Bagas, My Little Ndut |
Awal-awal
merayakan natal, hal yang membuatku menangis adalah saat beberapa kerabat
bertanya pada ibu kenapa aku berbeda dan ibu selalu berhasil memberikan jawaban
yang melegakan aku tanpa menyakiti si penanya, meski aku tahu persis ada perih
di hati beliau.
“Ibu
menyesalkah, bila aku berbeda?” Tanyaku suatu ketika saat ibu merapikan baju
natalku.
“Kenapa bertanya
seperti itu Sayang?” Ibu ganti bertanya sambil mengikatkan obi di pinggangku.
“Ibu, maafkan
aku. Pilihan ini memang tidak mudah tapi harus tetap memilih dan aku sudah
memilihnya.”
Ibu
membalikkan badanku, “Sayang, Ibu percaya, karena kamu anak Ibu. Anakku pasti
bisa bertanggung jawab dengan komitmen yang sudah dibuatnya, Ibu tidak
meragukan itu.”
Dan natal
kali ini kembali aku harus ikhlas, Bagas kucing kesayangan di rumah cedera,
luka robek dan memar di tangan membuatnya pincang. Dia harus beristirahat total
selama dua minggu. Hanya berharap semoga luka itu bukan karena ulah manusia
tapi karena kurang hati-hati.
Membayangkan lukanya, rasa perih menyergapku. Sedih dan merasa bersalah tidak bisa menjaganya. Namun Ibu kembali bisa menenangkan aku dengan memastikan Bagas dirawat dengan baik selama sakit. Ayah yang selama ini cuek pun turun tangan merawat memar tangannya dan kini sudah berangsur pulih. Meski menyayangkan kabar yang terlambat kuterima, aku percaya ini bukan karena ayah, ibu dan adik tidak sayang Bagas. Buktinya mereka masih memanggil dokter untuk memeriksa Bagas.
Membayangkan lukanya, rasa perih menyergapku. Sedih dan merasa bersalah tidak bisa menjaganya. Namun Ibu kembali bisa menenangkan aku dengan memastikan Bagas dirawat dengan baik selama sakit. Ayah yang selama ini cuek pun turun tangan merawat memar tangannya dan kini sudah berangsur pulih. Meski menyayangkan kabar yang terlambat kuterima, aku percaya ini bukan karena ayah, ibu dan adik tidak sayang Bagas. Buktinya mereka masih memanggil dokter untuk memeriksa Bagas.
Bagas kucing
yang baik dan penurut, dia rela tidak bermain demi kesembuhannya. Keikhlasannya
menerima sakit seperti air yang mengalir mengikuti ruang, mengaliri setiap
celah seiring denyut nadinya. Memberikan kesejukan pada habitatnya. Dia memang hanya seekor kucing biasa. Bagas menjadi luar biasa karenanya kami menjadi saling mencintai “Bagas, sabar ya Nak .... We love you."
Bagas with My Sister |
moga bag as cepat sembuh kak sya.
BalasHapusMakasih doanya Uci ... :*
BalasHapusehem kenalin dong sama yg di foto, eh maksudnya Bagas. ehehehe...
BalasHapusahem ..... :)
BalasHapuscepet sembug ya bagas
BalasHapusyg sm bagas oke juga tuh eh salah pokus :)
makasih mas Yandi sudah bisa jalan baik, cm masih agak pincang :)
Hapus