Kymbo, My Soldier


Namanya Kymbo, usianya sekitar lima tahunan. Gemuk, pipinya timpluk-timpluk, tampangnya gahar tapi siapa sangka kucing gendut yang dulunya tak bertuan kini sudah menjadi kucing yang ramah pada siapapun.

Pertama kali mengijinkan Kymbo main ke rumah, sebagian tetangga merasa aneh karena aku mau pelihara kucing yang sudah besar dan jelek. Biasanya orang enggan piara kucing yang sudah besar karena merasa repot untuk mengubah kebiasaan-kebiasaannya. Selain itu tubuh Kymbo yang lusuh dan banyak bekas luka bikin dia tidak terlihat ganteng meski sebenarnya dia termasuk kucing dengan postur yang bagus. Tinggi besar.

Ada pertimbangan lain, kenapa dulu mengijinkan Kymbo makan dan main di rumah meski sampai setahun diberi makan dia tidak pernah mau tinggal di rumah seperti kucing rumahan lainnya. Kymbo hanya datang saat jam-jam makan dan dia selalu momong kucing kecil di rumah.

Setidaknya Kymbo sudah membuktikan sebagai kakak yang baik untuk Pathy dan Bagas. Kymbo selalu menemani saat Bagas ditinggal ke kantor. Bukan hanya menemani, Kymbo juga menjaga Bagas dari kejailan kucing dewasa lain di sekitar rumah. Maklum, sebelum menjadi kucing rumahan Bagas juga kucing liar yang numpang berteduh di teras saat hujan deras.

Bagi Pathy, Kymbo bukan sekedar kakak yang menjaganya, dia sekaligus kekasih yang selalu dirindukan hadirnya. Sejak kecil Pathy diasuh Kymbo hingga dewasa dan masuk masa birahi pertama. Dan benar, Pathy tidak mau dikawin dengan kucing lain kecuali Kymbo, rasa nyaman bersamanya membuat Pathy memberikan ruang istimewa di hatinya.

Bukan hanya Pathy yang memberikan tempat istimewa untuk Kymbo, kami seisi rumah pun merasa Kymbo adalah kucing liar yang istimewa. Betapa tidak, dia yang dulunya kucing liar, lusuh dan banyak bekas luka akibat berantem kini menjadi kucing manis yang tahu artinya rindu. Kami merindukannya seperti dia merindukan kami. 

Pernah suatu ketika karena sesuatu hal, saya harus pindah rumah yang tentu saja tidak bisa membawa Kymbo serta karena belum yakin apakah tempat tinggal baru nantinya aman untuk dia. Saat itu yang dipastikan dibawa hanya Pathy karena dia hamil, selain itu dia bukan kucing yang suka main keluar rumah seperti Kymbo jadi Pathy-lah yang dibawa.

Pertama tak pernah berpikir bagaimana pasangan kekasih ini harus berpisah, yang terlintas di benak waktu itu kami mendapatkan tempat aman dan layak. Soal Kymbo saya sudah menitipkan pada tetangga untuk memberinya makan dan beberapa hari sekali saya akan ke tetangga ini untuk membayar biaya makan si Kymbo. Pendek kata Kymbo sudah mulai dapat jatah katering.

Ternyata anggapan ini salah besar. Memenuhi kebutuhan makan si Kymbo bukan yang utama. Kymbo menginginkan kehadiran kami- saya dan Pathy. Terbukti bila saya main ke tetangga yang biasa memberinya makan dia selalu mendatangiku, mengendusku dan sesekali mencium seolah ingin menyampaikan kerinduan yang dalam.

"Kymbo .... Aku juga kangen kamu."

Dan bila saat menjenguknya, saya membawa makanan kucing putih ini hanya makan sedikit selebihnya dia lebih senang bergolek di pangkuanku. Kymbo akan membiarkan kucing-kucing lain menghabiskan makanannya. Lontong putih ini memang menggemaskan. Tubuhnya sintal.

Berpisah dari Kymbo, beban tersendiri meski sebenarnya saya yakin para tetangga di tempat lama tidak akan menyakitinya karena dia bukan kucing liar lagi dan terlebih orang sepanjang gang sudah tahu siapa tuannya Kymbo. Pernah suatu ketika ada anak kecil yang berusaha memukul Kymbo entah karena apa, mungkin anak ini hanya iseng atau jail. Saat itu juga ada temannya yang berteriak "Jangan dipukul, itu kucingnya Mbak Tasya."

Kaget dan terharu mendengarnya dan saat itu juga spontan teriak "Kymbo..." dan kucing ini pun lari berbalik ke arahku meninggalkan anak-anak. Semenjak itu tidak pernah mendengar cerita Kymbo disakiti atau dipermainkan, bahkan anak-anak itu sering ikut bermain saat aku menjenguk Kymbo.

Kini bila main ke daerah itu dan ketemu Kymbo di jalan saya berhenti dan menyapanya. Sejurus kemudian Kymbo sudah naik di motor bagian depan, kami pun berkeliling gang dengan naik motor. Kymbo happy, saya juga. Bahagia itu tergantung kita bukan ditentukan oleh orang lain.

Komentar

  1. Aihh... so sweet, Tasya!
    Saya terharu.. Salam kenal! :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih Mbak Rosa, jadi pengen main ke blognya Mbak :)

    BalasHapus
  3. Menarik ceritanya mbak. Pertama sy baca nama kucingnya 'Kimblo'. Sukses terus untuk menulisnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer